Adam Malik |
Sebelum menjadi
pahlawan nasional adam malik memulai dengan berkarier. Kariernya diawali
sebagai wartawan dan tokoh pergerakan kebangsaan yang dilakukannya secara
autodidak. Di masa mudanya, ia sudah aktif ikut pergerakan nasional
memprjuangkan kemerdekaan Indonesia, antara lain melalui pendirian kanto berita
“Antara” yang berkantor pada waktu itu di Buiten Tijgerstraat 38 Noord Batavia
(Jl. Pinagsia 2 Jakarta Utara) kemudian pindah ke Jl. Pos Utara no. 53 Pasar
Baru, Jakarta Pusat. Sebagai direktur diangat Soemanang, dan Adam Malik
menjabat sebagai Redaktur merangkap sebagai Wakil Direktur. Dengan modal satu
meja tullis tua, satu mesin tulis tua, dan satu mesin roneo tua, mereka
menyuplai berita ke berbagai surat kabar nasional. Sebelumnya, ia sudah sering
menulis di koran Pelita Andalas dan Majalah Pertindo. Pada tahun 1941 sebagai
utusan Mr. Soemanang bersama Djohan Sjahroezah datang ke rumah Sugondo
Djojopuspito minta agar Soegondo bersedia menjadi Direktur Antara, dan Adam
Malik tatap menjadi Redaktur merangkap Wakil Direktur.
Pada tahun
1934-1935, ia memimpin Partai Indonesia di Pematangsiantar dan Medan. Pada
tahun 1940-1941 menjadi anggota Dewan Pimpinan Gerakan Rakyat Indonesia
(Gerindo) di Jakarta.
Di zaman Penjajahan
Jepang, Adam Malik juga aktif bergerilya dalam gerakan pemuda memperjuangkan
kemerdekaan. Menjelang 17 Agustus 1945, bersama Sukarni, Chaerul Saleh, dan
Wikana, ia ernah membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Demi mendukung kepemimpinan
Soekarno-Hatta, ia menggerakkan rakyat berkumpul di lapangan Ikada, Jakarta.
Mewakili kelompok
pemuda, Adam Malik sebagi pemimpin Komite Van Aksi, terpilih sebagai ketua II
Komite Nasional Indonesia Pusat pada tahun1945-1947 yang bertugas menyiapkan
susunan pemerintahan. Selain itu, Adam Malik adalah pendiri dan anggota Partai
Rakyat, pendiri Partai Murba, dan anggota parlemen. Tahu 1945-1946 ia menjadi
anggota Badan Persatuan Perjuangan di Yogyakarta. Kariernya semakin menanjak
ketika Ketua II Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), sekaligus merangkap
jabatan sebagai anggota Badan Pekerja KNIP. Pada tahun 1946, Adam Malik
mendirikan Partai Rakyat, sekaligus menjadi anggotanya. Pada tahun 1948-1956,
ia menjadi anggota dan Dewan Pimpinan Partai Murba. Pada tahun 1956, ia berhasil
memangku jabatan sebagai anggota DPR-RI yang lahir dari hasil pemilihan umum.
Setelah mengabdikan
diri demi bangsa dan negara Indonesia, H. Adam Malik meniggal di Bandung pada 5
September 1984 karena kanker lever. Jenazahnya dikebumikan di Taman Makam
Pahlawan Kalibata. Kemudian, istri dan anak-anaknya mengabdikan namanya dengan
mendirikan museum Adam Malik. Pemerintahan juga memberikan berbagai tanda
kehormatan atas jasa-jasanya, adam malik dianugerahi berbagai macam
penghargaan, diantaranya adalah Bintang Mahaputera kl IV pada tahun 1971,
Bintang Adhi Perdana kl.II pada tahun 1973, dan diangkat sebagi Pahlawan
Nasional pada tahun 1998.
0 komentar:
Post a Comment
demi keamanan pada situs atau blog kami, jangan membuat spam, virus, link aktif, dan lainnya yang sifatnya mengganggu situs atau blog kami. terima kasih.