Moh Hatta |
Sekembalinya dari
dari belanda, iad ditawari masuk kalangan Sosialis Merdeka atau SOP
(Onafhankelijke partij) untuk menjadi anggota parlemen belanda dan ini menjadi
perdebatan hangat di Indonesia pada waktu itu. Pihak OSP mengirim sebuah
telegram ppada 6 Desember 1932, yang berisi kesediannya menerima pencalonan
anggota parlemen. Hal ini dikarenakan ia berpendapat bahwa ia tidak setuju
orang Indonesia menjadi anggota dalam parlemen Belanda. Sebenarnya dia menolak
masuk, dengan alasan ia perlu berada dan berjuang di Indonesia. Namu,
pemberitaan di Indonesia mengatakan bahwa hatta menerima kedudukan tersebut,
sehingga soekarno menuduhnya tidak konsisten dalam menjalankan sistem
non-kooperatif.
Pada saat-saat
mendekati proklamasi 22 Juni 1945, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) membentuk panitia kecil yang disebut Panitia Sembilan dengan
tugas mengolah usul dan konsep para anggota mengenai dasar negara Indonesia.
Panitia kecil itu beranggotakan sembilan orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno
dang anggotanya, yaitu Bung Hatta, Mohammad Yamin,Ahmad Soebardjo, A.A.
Maramis, Abdulkahar Muzakir, Wahid Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno
Tjokrosujoso. Kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945, Bung Hatta bersama Bung
Karno dan Radjiman Wedyodiningrat diundang ke Dalat, Vietnam, untuk dilantik
sebagai ketua dan wakil ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI).badan ini bertugas melanjutkan
hasil adri BPUPKI dan menyiapkan peminfahan kekuasaan dari pihak Jepang ke
Indonesia. Pelantikan dilakukan secara langsung oleh Panglima Asia Tenggara
Jenderal Terauchi. Puncaknya ppada tanggal 16 Agustus 1945, terjadilah peristiwa
Rengasdengklok yang mana hari itu Bung Karno dan Bung Hatta diculik olleh
kelompok muda ke kota kecil Rengasdengklok (dekat Karawang, Jawa Barat).
Penculikan itu dilakukan dalam rangka mempercepat tanggal proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Malam hari, mereka mengadakan rapat untuk persiapan
proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediaman Laksamana Tadashi Maeda di Jalan
Imam Bonjol 1 Jakarta. Sebelum rapat, mereka menemui Somabuco (kepela
pemerintahan umum) yaitu Mayjen Nishimura untuk mengetahui sikapnya mengenai
pelaksanaan proklamsi kemerdekaan Indonesia. Pertemuan itu tidak menghasilkan
kesepahaman sehingga tidak adanya kesepahaman itu meyakinkan mereka berdua
untuk melaksanakan proklamsi kemerdekaan itu tanpa ada kaitan lagi dengan pihak
Jepang.
Pada tanggal 17
Agustus 1945, hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh rakyat Indonesia,
Moh Hatta beserta Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di
jalan Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta pukul 10.00 Wib. Dan keesokan harinya
pada tanggal 18 Agustus 1945, Moh Hatta resmi dipilih sebagai Wakil Presiden RI
yang pertama mendampingi Ir. Soekarno sebagai Presiden RI.
0 komentar:
Post a Comment
demi keamanan pada situs atau blog kami, jangan membuat spam, virus, link aktif, dan lainnya yang sifatnya mengganggu situs atau blog kami. terima kasih.